Home » , » Kecam Kekerasan Polisi Di Makassar Wartawan Se- Kediri dan Blitar Gelar Aksi Demo

Kecam Kekerasan Polisi Di Makassar Wartawan Se- Kediri dan Blitar Gelar Aksi Demo

Written By Hapraindonesia on 11/14/2014 | 20:21

Kediri, hapraindonesia.co - Insiden kekerasan yang menimpa wartawan di Makassar saat meliput aksi unjuk rasa mahasiswa terkait kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) akhirnya menimbulkan reaksi sesama wartawan di berbagai daerah.

Di Kediri, puluhan wartawan dari berbagai media yang tergabunga dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) melakukan aksi solidaritas di depan patung Soedanco Supriyadi di Jl Jaksa Agung Soeprapto, Kediri Jumat (14/11).

Dalam aksinya, wartawan menyampaikan orasi yang isinya mengecam tindakan aparat penegak hukum yang dianggap semena-mena terhadap jurnalis.Bahkan, dalam aksi tersebut digambarkan wartawan lebih baik mengadu kepada patung dari pada melapor kepada penegak keadilan yang selama tetap tidak berubah dan tetap melecehkan profesi wartawan.

“Lebih baik kita melapor pada patung Soedanco Supriyadi dari pada melapor pada penegak keadilan yang tak pernah ada perubahan perlindungan terhadap insane PERS,” ungkap koordinator aksi Adhimas yang juga seorang reporter televisi nasional ini.

Usai melakukan orasi didepan patung Soedanco Supriyadi, rombongan wartawan kembali melakukan aksinya dengan berjalan mundur menuju markas Polres Kediri Kota.Aksi ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa selama ini telah terjadi kemunduran demokrasi di negara ini.

Bahkan, dalam aksinya wartawan sepakat tidak memandang aparat polisi dari depan dan hanya memunggungi dengan maksud protes terhadap kekerasan yang terjadi di Makassar. “Hidup wartawan, hidup wartawan Jangan memandang aparat polisi yang sudah menganiaya kawan dan saudara kita sesama wartawan yang ada di Makasar. Mari bersama kita punggungi mereka ” teriak Imam Mubarok wartawan media online.

Selanjutnya para wartawan mengumpulkan atribut dan peralatan kerja ( Pres card, kamera ) berkumpul berdoa agar kejadian di makasar tidak terulang lagi di daerah lain. “Kita berharap aksi kekerasan di Makassar tidak terulang lagi di daerah lain. Aparat atau penegek hukum harus menghormati tugas dan peran wartawan dalam menjalankan tugasnya,” katanya. Setelah itu diwakilkan oleh ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Kediri Afnan Subagio menyerahkan tuntutan kepada Kabag Ops Polres Kediri Kota Kompol I Ketut Mudita Mewakili Kapolres Kediri Kota yang sedang tidak ada di Kantor.

Sementara itu, Di Kota Blitar sendiri Jumat (14/11), sejumlah wartawan menggelar demo dengan aksi jalan mundur. Sindiran yang dialamatkan kepada aparat kepolisian tersebut merupakan wujud solidaritas atas kasus kekerasan yang menimpa sejumlah jurnalis di Makassar, Sulawesi Selatan.

Irvan Fauzi dari media televisi yang ikut berdemo, mengatakan "Polisi telah melakukan langkah mundur. Kita mengecam represi yang dilakukan terhadap kawan-kawan kita di Makassar," Menurut Irvan, apa yang terjadi di Makassar menjadi preseden buruk bagi kebebasan demokrasi pers. Jurnalis bukan pelaku kriminal yang bisa seenaknya ditangkap dan dipukuli.

Sementara, Robby Ridwan salah seorang kontributor berita televisi juga juga anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri mengatakan "Kami bukan maling ayam. Jurnalis bekerja dilindungi undang-undang. Polisi tidak bisa seenaknya menangkap, apalagi memukuli, artinya, polisi telah melecehkan UU Pers. Ini tidak bisa dibiarkan," cetusnya. Dalam aksi demo tersebut berada di Mapolresta, Kapolres Kota Blitar AKBP Yulia Agustin meninggalkan tempat ketika demo berlangsung. (WS/B@m)
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

 
Support : Hapra Indonesia
Copyright © 2011. Hapra Indonesia - All Rights Reserved