Home » » Menjelang Natal dan Tahun Baru, Elpiji Melon Terancam Langka

Menjelang Natal dan Tahun Baru, Elpiji Melon Terancam Langka

Written By Hapraindonesia on 11/25/2015 | 21:22

Penjual LPG Ukuran 3 Kg Sedang Menurunkan Dagangannya
Kediri, hapraindonesia.co - Kota Kediri terancam mengalami kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram (Kg) saat momen natal dan tahun baru 2016 mendatang.

Pasalnya, pada bulan ini, pasokan elpiji melon turun dari kebutuhan hingga 25 persen. Padahal saat momentum Hari Natal tingkat kebutuhan elpiji melon diperkirakan meningkat hingga 100 persen.

Diakui Diana Riani, selaku Kabid Energi dan Air Bawah Tanah Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi (Disperindagtamben) Kota Kediri, apabila pasokan elpiji melon berkurang dari kebutuhan.

Dari usulan, pada awal November lalu sebanyak 14.560 tabung perhari, hanya terpenuhi 11.000 tabung saja.

“Pada awal bulan November lalu kita minta penambahan kuota 100 persen, tetapi hanya dipenuhi 75 persen. Kuota kita perharinya sebanyak 14.560 tabung. Sehingga kita lakukan sidak ini untuk memastikan apakah pasokan itu sudah dikirim sesuai dengan kuota,” kata Diana Riani saat menggelar inspeksi mendadak di pangkalan gas elpiji di Jalan Sultan Agung Kota Kediri, Rabu (25/11/2015).

Sidak tersebut digelar petugas gabungan dari Disperindagtamben bersama Bank Indonesia (BI) Kediri ke sejumlah pangkalan. Didalam sidak, petugas memeriksa stok elpiji dari masing-masing pangkalan serta melakukan pendataan. Petugas juga meminta penjelasan dari setiap pemilik maupun karyawan pangkalan mengenai pasokan dari agen.

Diakui Diana, sidak kali juga bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan gas elpiji melon pada saat momentum Natal dan tahun baru 2016 mendatang. Dengan melihat kondisi di lapangan sekarang ini, maka Disperindagtamben berencana mengajukan penambahan kuota baru sebesar 100 persen atau 14.560 tabung.

Untuk diketahui harga elpiji melon sesuai harge eceran tertinggi (HET) di pangkalan saat ini dibandrol Rp 16 ribu. Disperindagtamben mengaku tidak dapat memantau gejolak harga elpiji pada tingkat pengecer karena belum ada peraturan maupun kewenangan yang diberikan.

Sedangkan kenaikan harga biasanya terjadi pada tataran pengecer karena ingin mendapatkan laba besar.(B@m)
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

 
Support : Hapra Indonesia
Copyright © 2011. Hapra Indonesia - All Rights Reserved