Home » » Pasien Korban Kelud Terlantar di RSI Tulungagung

Pasien Korban Kelud Terlantar di RSI Tulungagung

Written By Hapraindonesia on 3/18/2014 | 16:49

Tulungagung, Hapra Indonesia.co - Letusan Gunung Kelud yang berakibat erupsi abu vulkanik beberapa waktu yang lalu menimbulkan dampak yang sangatlahluas, abu vulkanik menyebar hingga jawa barat.

Pada kamis malam (13/02) sekitar pukul 22.50 WIB erupsi Gunung Kelud mulai bergejolak, dentuman2 keras terdengar menggelegar dan juga kilatan petir berkali2 terlihat, tidak hanya di wilayah Kediri, malang dan Blitar juga mendengarnya, masyarakat pun di buat panik dengan situasi tersebut.

Salah satunya seperti yang di alami oleh seorang pria paruh baya sebut saja namanya Martunik (55) warga asal Desa Karanggondang Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar, mendengar dentuman keras dari Gunung Kelud Martunik panik dan langsung menaiki sepeda montornya bersama sang istri menuju ke Tulungagung, Keduanya bermaksud hendak mengungsi ke rumah saudaranya.

Singkat cerita martunik yang sudah masuk wilayah Tulungagung mengalami nasib sial, sepeda motor yang di kendarainya bersama sang istri selip dan Martunikpun terjatuh di pasar Bungur Tulungagung. Dari kejadian tersebut Martunik tak sadarkan diri, beruntung sang istri yang luka ringan cepat membawa suaminya Martunik ke Rumah Sakit Islam (RSI) Tulungagung.

Setelah sesampainya di RSI Martunik di masukkan ke IGD berhubung tergolong orang tidak mampu, Martunik memakai Jamkesmas, Martunik di jahit di bagian mulut dan mata sebelah kiri, dan sempat di masukkan ke ruang ICU (Intensive cardiac care unit) selama satu hari, setelah itu di bawa ruang rawat inap.

Di saat berada di ruang inap itulah Martunik berkeluh kesah terhadap pelayanan yang di rasa tidak mendapat pelayanan secara baik, Mertunik mengungkapkan keluhannya kepada HAPRA, “ya gimana mas waktu di ruang rawat inap, saya hanya di infus saja, tidak di beri obat, dan dokter tidak juga memeriksa, ada dokter yang sedang memeriksa pasien yang kebetulan satu ruangan dengan saya, saya bertanya kepada dokter itu, dokter kondisi saya bagaimana, jawab dokternya nanti ada dokter yang menangai tersendiri, apakah karena saya memakai jamkesmas ya mas” Ungkap Martunik.

Martunik merasa tidak mendapatkan pelayanan yang baik, dirinya tidak di rongsen, padahal kondisinya yang sempat tidak sadarkan diri dan setelah sadarkan diri Karena merasa tidak mendapat pelayanan yang baik maka akhirnya Martunikpun memutuskan meminta pulang.

Pada hari senin sore dan yang sangat di herankan oleh keluarga dan juga Martunik, dirinya hanya di beri satu jenis obat yaitu jenis asam fenamat obat untuk menghilangkan rasa nyeri.

Dan yang lebih mengherankan lagi tidak di beri surat keterangan untuk kontrol, ketika itu Martunik di rumahnya menjelaskan,bahwa dia harus ke Mantri desa untuk kontrol karena dia masih merasa pusing kalau di buat duduk agak lama. Sementara itu pihak RSI Tulungagung ketika di konfirmasi melalui Kabag Tata Usaha RSI Dian belum bisa memberikan keterangan apa apa “ saya belum bisa konfirmasi mas, nanti saya cek dulu, setelah saya cek baru bisa mengasih jawaban” katanya.

Ketika HAPRA bertanya terkait masalah sertifikasi ISO yang biasa di berikan oleh WQA ( Worldwide Quality Assurance) tentang standar pelayanan rumah sakit, Dian menjawab “ kita (RSI) tidak mendapat ISO namun lebih dari ISO, ISO kan dari swasta, kita mendapat akreditasi dari Pemerintah Daerah, dan yang di masukkan sudah lima bidang yaitu, IGD, Rekam Medik, Pelayanan, perawatan, dan Adminitrasi Manajemen” jelasnya.

Dua hari kemudian HAPRA mendatangi RSI, Dian kemudian memberi jawaban melalui via telpon kantornya yang bernomor (0355) 323186 melalui telpon tersebut Dian menjelaskan bahwa pasien yang bernama Martunik begitu datang langsung di tangani oleh dokter di IGD.

Dan kondisi pasien yang keadaan sadar tapi cenderung tidur kemudian di tempatkan di ruang ICU semalam, setelah itu di bawa ke ruang rawat inap di ruang Mina “ pasien yang bernama Martutik ini datang di tangani oleh dokter IGD, dan dokternya saya tanya, mengatakan betul saya menanganinya, dan kondisi pasien sadar namun cenderung tidur, lantas di bawa ke ruang ICU, setelahnya di bawa di ruang rawat Mina)” Jelasnya.

Lebih lanjut Dian menegaskan bahwa pasien pulang atas ijin dokter bukan pulang paksa, Sedangkan Dian juga menjelaskan terkait obat yang di berikan ketika pulang hanya di beri asam fenamat satu strip yang di butuhkan pasiean hanya satu obat saja, dan ketika di tanya terkait masalah surat kontrol pasien tidak diberi, Dian pun membantah akan hal tersebut “ ada di berikan surat kontrol itu adalah surat resum medik yang harus di bawa saat kontrol,dan kami juga punya catatan rekam medis yang ada” Bantahnya.

Dian juga menambahkan bahwa pasien tersebut sudah di laporkan oleh pihak RSI ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan juga BPBD Tulungagung sudah datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi pasien.

Perlu di ketahui pasien ketika pulang hanya di beri satu strip obat asamfenamat yang Cuma berfungsi untuk menghilangkan rasa nyeri, pasien sangat kecewaakan pelayanan RSI yang katanya pelayanannya melebihi standart Internasional ketika di temui di rumahnya padahal kondisi pasien yang sempat di rawat di Ruang ICU yang pastinya tergolong pasien yang butuh perawatan yang lebih itensif.(G@LUH/LALU)
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

 
Support : Hapra Indonesia
Copyright © 2011. Hapra Indonesia - All Rights Reserved