JAKARTA, Hapraindonesia.co - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali menegaskan posisinya selaku Presiden RI dalam menghadapi pilpres 2014 ini adalah netral. Karena itulah kata SBY, dia telah meminta komitmen kedua pasangan capres Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK yang masing-masing mengklaim telah menang dari hasil hitung cepat, agar menjaga keamanan dan menunggu hasil keputusan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Saya telah bertemu dengan kedua pasangan Capres dan Cawapres terkait klaim masing-masing pasangan. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak setuju dan berkomitmen untuk menjaga keamanan serta menunggu hasil penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU),” kata Presiden SBY seperti dikutip situs setkab.go.id, Jum’at (11/7).
Mengenai ekspresi kemenangan dari masing-masing pasangan, Presiden SBY menilainya sebagai hal yang wajar. Namun Presiden mengingatkan, agar ekspresi tersebut tidak meningkatkan ketegangan dan menimbulkan konflik horizontal.
Presiden SBY mengatakan, dalam suasana seperti sekarang ini, peran KPU sangat penting. Presiden mengaku telah berkomunikasi dengan ketua KPU dan telah menyarankan agar KPU mengajak kedua pasangan calonuntuk ikut mengawasi perhitungan suara sehingga kedua pasangan calon paham mekanismenya. “KPU telah menyanggupi untuk menerima saran tersebut,” ujarnya.
Terkait dengan hal ini, Presiden SBY menyampaikan harapan agar Pers dan media massa dapat menahan diri supaya tidak memicu terjadinya konflik horizontal. “Kita harapkan agar pers dan media massa tidak berpihak, sehingga pers tetap mendapat kepercayaan dari rakyat,” pinta presiden.
Presiden menegaskan, bahwa TNI/Polri tetap menangani situasi keamanan sampai situasi normal kembali. Sementara terkait posisinya, Presiden SBY menegaskan, bahwa ia berada di tengah, dan akan terus mengelola hal ini dengan baik.
Presiden menegaskan, bahwa ia tidak memiliki kewenangan untuk mengatur pemilu, karena semua kewenangan tersebut ada pada KPU. Sementara jika ada sengketa, menurut Presiden SBY, Mahkamah Konstitusi (MK) yang memiliki kewenangan untuk menyidangkan sengketa-sengketa tersebut.
Presiden juga menyampaikan, bahwa tanggal 20 Oktober 2014 nanti, ia akan digantikan oleh presiden baru hasil pilpres 9 Juli 2014. Untuk itu, Presiden SBY mengajak seluruh pihat untuk mematuhi jadwal dalam suksesi kepemimpinan di Indonesia.
Sebelumnya, diisukan Presiden SBY sudah memberikan ucapan kepada salah satu pasangan calon. Tudingan itu muncul dari cawapres nomor urut 2 Jusuf Kalla yang mengatakan Presiden SBY secara eksplisit telah memberikan ucapan selamat kepada pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Hal itu langsung dibantah oleh sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam pada Kamis (10/7) kemarin.
“Tidak benar kalau ada yang katakan semalam Presiden SBY menyelamati kedua pasangan capres karena mengaku telah menang hasil quick count,” kata Seskab Dipo Alam melalui akun twitternya @dipoalam49 seperti dikutip situs setkab.go.id, Kamis (10/7).
Dipo mengatakan Presiden SBY hanya mengucapkan selamat kepada kedua pasangan capres karena bisa melaksanakan pilpres dengan aman, damai, dan lancar. “Semalam Presiden SBY ucapkan selamat kepada kedua pasangan capres karena bisa laksanakan pilpres 2014 aman, damai, dan lancer. Tidak untuk hasil quick count,” katanya. (Tik/Gn/PR)