Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus (dua dari kanan) ketika memberika pembekjalan kepada jemaah haji. (foto: Ist) |
Kegiatan sosialisasi yang diikuti 130 orang Calon Jamaah Haji ini dibuka oleh Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Mojokerto, Suhaji, dengan Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus selaku narasumber.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat, Eny Rahmawati, dalam kesempatan itu mengatakan, kegiatan sosialisasi ini dalam rangka pelaksanaan program peningkatan pelayanan kehidupan beragama. “Dengan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pelaksanaan ibadah haji dan memberikan motivasi untuk tetap menggali ilmu agar menjadi calon Jamaah Haji yang mandiri,” harapnya.
Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus menyampaikan kepada calon jamaah haji, bahwa setelah melunasi biaya perjalanan ibadah haji, calon jamaah haji mempunyai kewajiban dalam waktu yang sangat singkat yaitu melaksanakan persiapan melaksanakan ibadah haji. “Jangan sampai Bapak Ibu yang akan menunaikan ibadah haji ini tanpa adanya persiapan. Sebagaimana Allah berfirman, sebaik-baiknya bekal ibadah haji adalah taqwa, yaitu dalam rangka melaksanakan perintah Allah, perintah haji, supaya cita-cita menjadi haji mabrur bisa tercapai,” tuturnya.
Untuk menjadi haji mabrur, Wali Kota mengatakan harus dimulai sejak sebelum berangkat haji. “Pertama, yang harus dilakukan adalah memperbanyak tobat, membersihkan diri dari noda dan dosa baik berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama umat manusia, perbanyak istighfar, sholat malam, banyak minta maaf dengan sesama,” kata Mas’ud.
Lebih lanjut dijelaskan Mas’ud, yang kedua, sebelum berangkat harus menyelesaikan amanah, yaitu keluarga, pekerjaan, rumah. “Ketika ditinggal 40 hari siapa yang akan menjaga dan merawat amanah ini. Kalau amanah ini tidak bisa diselesaikan, maka dapat mengganggu kekusyukan ibadah haji. Dan yang ketiga, adalah berpamitan dengan saudara, tetangga, dan family,” papar Mas’ud.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Mojokerto, Suhaji, meminta para jamaah haji untuk menjaga kesehatan, fisik, dan terus semangat berdoa. “Semangat spiritual, semangat berdoa, itu bisa mengalahkan segala hal. Kalau kondisi fisik tidak kuat jalan antara bukit Shofa Marwah, bisa membaca wirid dan memohon kekuatan dari Allah,” tuturnya.
Suhaji juga menceritakan pengalaman spiritualnya selama ibadah haji, yang pernah dalam kondisi kecapekan dan sakit, namun dengan semangat doa dan wirid dapat memberikan kekuatan dan kesembuhan. “Kita jangan hanya mengandalkan obat medis, kuncinya adalah minta ampun dan berdoa, selain itu kita juga jangan pernah merasa sombong,” ungkapnya.
(Rus/hms)